TERNATE — Haliyora, Gempa susulan dengan frekwensi yang cukup signifikan masih terjadi di Laut Maluku, tepatnya di perairan antara Pulau Halmahera dan Sulawesi.
Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ternate terus memantau adanya gempa susulan yang terjadi menyusul gempa berkekuatan 7,1 SR yang mengguncang Maluku Utara dan sebagian daerah Sulawesi Utara pada Jumat (15/11) dini hari.
“Sampai dengan saat ini, Jumat (15/11), tepatnya pukul 16.00 WIT atau 15.00 WITA, tercatat sudah 110 (seratus sepuluh) kali gempa susulan yang terjadi,” ujar Kepala BMKG Ternate, Kustoro Hariyatmoko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gempa susulan atau after shock yang terjadi rata-rata mempunyai magnitudo rendah dan tidak berpotensi tsunami.
“Sebagian besar memiliki magnitudo di bawah 5 SR dan tidak berpotensi tsunami. Ada yang dapat dirasakan guncangannya oleh warga, namun lebih banyak yang tidak terasa,” lanjut Kustoro.
Meski demikian, pihak BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi musibah gempa yang sedang melanda warga saat ini.
Warga diminta untuk tidak panik dan tetap tenang serta lebih mengutamakan keselamatan diri dan keluarga masing-masing.
“Kita tidak tahu kapan gempa susulan akan terjadi. Demikian pula magnitudonya. Untuk itu, kami himbau warga Maluku Utara agar tetap tenang, tidak panik dan selalu mengikuti arahan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan aparat pemerintah setempat,” jelasnya.
Kustoro juga meminta masyarakat untuk tidak gampang mempercayai kabar hoax yang beredar dan langsung menyebarkannya lewat media sosial.
“Pastikan bahwa informasi yang didapat mengenai gempa, berasal dari sumber yang terpercaya, yaitu BMKG. Karena informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Kami minta warga agar tetap tenang dan selalu waspada. Kami dari BMKG akan terus memantau gempa-gempa susulan yang terjadi, untuk selanjutnya diinformasikan kepada masyarakat luas,” pungkas Kustoro. (ata)