TERNATE – Haliyora, Warga kota Ternate dan sekitarnya kembali dikagetkan dengan gempa bumi. Gempa yang terjadi pada Selasa (12/11) pukul 08.41 WIT itu, diketahui berkekuatan 5,7 SR dan berlokasi di sekitar Jailolo, Halmahera Barat.
Kepala BMKG Kota Ternate, Kustoro Hariyatmoko, melalui rilis BMKG menjelaskan bahwa informasi awal kekuatan gempa adalah 5,9 SR.
“Gempa tersebut adalah gempa tektonik. Informasi awalnya berkekuatan 5,9 SR. Namun selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,7 SR,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kustoro menambahkan, bahwa episentrum terletak pada koordinat 1.48 LU dan 127.05 BT. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km arah barat laut Jailolo, Halmahera Barat, dengan kedalaman 119 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah. Ini disebabkan oleh aktifitas subduksi antara lempeng mikro Laut Maluku dan lempeng Filipina,” jelasnya.
Menurut Kustoro, hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi tersebut memiliki mekanisme oblique atau oblique fault.
Guncangan gempa dirasakan di daerah Kotamobagu, Ternate dan Tobelo sebesar II-III MMI. Ini berarti getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah. Getarannya terasa seperti sebuah truk melintas di jalan depan rumah.
Getaran juga dirasakan di Bolaang Mongondow Timur, Manado, Tondano, Minahasa Utara dan Bitung sebesar II MMI, yang berarti dirasakan oleh beberapa orang dan menggoyang benda-benda ringan yang digantung.
“Namun hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gema tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” ungkap Kustoro.
Kepala BMKG tersebut menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenanrannya.
Untuk menghindari bahaya yang timbul karena keretakan atau kerusakan bangunan akibat gempa, Kustoro menganjurkan warga untuk memeriksa dengan teliti serta memastikan bahwa bangunan yang ditempati cukup tahan terhadap gempa.
“Periksa dengan teliti sebelum kembali masuk ke dalam rumah. Agar dapat terhindar dari bahaya paska gempa,” lanjutnya.
Terkait sering beredarnyakabar hoax tentang gempa, Kustoro berharap agar warga tak mudah menerima informasi dari sumber yang tidak jelas. Ia menegaskan bahwa informasi resmi yang dapat dipertanggungjawabkan adalah yang bersumber dari BMKG.
“Pastikan informasi resmi yang bersumber dari BMKG dan disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” tegasnya.
Kanal komunikasi resmi tersebut antara lain, Instagram dan Twitter @infoBMKG, website resmi (http://bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), melalui Mobile Appa untuk IOS dan Android : wrs-bmkg (user : pemda, pwd : pemda-bmkg) atau melaui infobmkg. (ata)