TERNATE – Haliyora, Sarjana Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Khairun yang berdomisili di Kota Ternate perlu lebih tekun dalam membekali diri jika ingin menjadi bagian dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate. Pasalnya, formasi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemkot Ternate tahun 2019 hanya memberikan sedikit peluang untuk sarjana FIB.
Berdasarkan SK Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) Nomor 764 Tahun 2019 tentang Penetapan Kebutuhan PNS di Lingkungan Pemkot Ternate, jumlah penerimaan CPNS sesuai formasi yang dibutuhkan adalah sebanyak sebanyak 158 (seratus lima puluh delapan) orang. Rinciannya, formasi tenaga kesehatan sebanyak 62 (enampuluh dua) orang, tenaga pendidikan 58 (limapuluh delapan) orang dan tenaga teknis sebanyak 38 (tigapuluh delapan) orang.
Dari total jumlah penerimaan yang ada, peluang yang dimungkinkan untuk sarjana FIB hanya terdapat pada formasi Guru Seni Budaya dengan jumlah 12 (duabelas) orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Walau FIB Unkhair juga memiliki program studi D-III Usaha Perjalanan Wisata (UPW), namun target penerimaan untuk tenaga teknis Analisis Pariwisata di lingkup Pemkot Ternate hanya diperuntukkan bagi lulusan strata 1 (S1) dari Pariwisata atau S1 Manajemen Pariwisata.
Mengamati hal itu, Dekan FIB Unkhair, Fachmy Alhadar, S.S., M.Hum, mengatakan sarjana FIB hanya memiliki peluang di formasi Guru Seni Budaya. Meski diakui bahwa posisi tersebut masih perlu dipertanyakan validitasnya karena status tenaga guru saat ini harus memiliki sertifikat profesi guru. Sarjana lulusan FIB tidak dibekali Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Satu hal lagi, rata-rata perguruan tinggi di Maluku Utara ini kan tidak punya jurusan yang menghasilkan lulusan tenaga pengajar seni budaya. Meskipun belum dapat dipastikan, bisa saja yang diambil adalah guru bahasa. Jadi, kita (FIB) punya peluang untuk masuk ke wilayah ini,” ujar Fachmy saat ditemui haliyora.com di ruang kerjanya, Jumat (1/11/2019).
Untuk itu, guna mengakomodir sarjana yang dihasilkan oleh perguruan tinggi di daerah sendiri, Fachmy menyarankan pada pemerintah atau instansi terkait untuk lebih objektif dalam menetapkan kriteria penerimaan CPNS, agar dapat disesuaikan dengan jurusan yang terdapat pada perguruan tinggi di daerah.
“Walapun bagi saya sendiri, pendapat tersebut terkesan konyol dan asal-asalan, namun penyesuaian itu cukup penting untuk diperhatikan oleh pemerintah. Agar anak-anak kita, putra daerah sendiri, yang punya bekal pendidikan cukup, dapat mengabdi pada daerahnya lewat jalur birokrat atau Aparatur Sipil Negara (ASN),” terang Fachmy.
Meski demikian, Fachmy menghimbau para sarjana FIB Unkhair untuk bersikap proporsional dalam menyikapi penerimaan CPNS sesuai kebutuhan Pemkot Ternate.
“Kita harus relistis atas apa yang mereka (Pemkot) butuhkan. Karena industri itu tidak bisa kita kendalikan. Kita dari perguruan tinggi lah yang harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi di luar,” tutup Fachmy. (al)