Jailolo, Haliyora.com
Petani kelapa khususnya penghasil kopra di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) terus menjerit. Pasalnya, harga kopra hingga saat ini masih terus anjlok. Berdasarkan penelusuran Haliyora.com di pasaran setempat (Jailolo), Minggu (25/11/2018), kopra masih bertahan pada kisaran Rp.1.800 hingga Rp.2.000 per kilogramnya.
Rajiman R Aba, salah satu petani kelapa asal Desa Tuada Kecamatan Jailolo mengeluhkan harga kopra yang semakin anjlok, namun tidak tahu dimana untuk mengadukannya. “Apa tugas dan fungsi DPRD dan Pemerintah (Kabupaten) Halbar saat ini hingga kami masyarakat dalam hal ini petani, seakan tidak diperhatikan lagi. Utamanya terkait harga kopra yang semakin turun,” keluhnya.
[artikel number=5, tag=”kopra” ]
Lanjutnya, DPRD sebagai wakil rakyat, seharusnya berperan membantu petani untuk semua produksi pertanian, salah satunya dalam hal ini kopra yang menjadi komoditi unggulan masyarakat Halbar.
“Saat ini para petani menjerit karena biaya produksi kopra lebih besar dibandingkan pendapatannya. Biaya panen juga lebih besar ketimbang harga jual. Bagaimana mau produksi kalau tidak ada untungnya,” jelasnya.
Yang semakin menyiksa rakyat, katanya, selagi harga kopra makin rendah, tapi soal bahan pokok tidak terpengaruh menurun. Inilah yang membuat petani terus menjerit. Sementara di daerah lain, misalkan Halmahera Utara (Halut), pemerintahnya bersama DPRD terus berusaha mencarikan solusi terkait harga kopra ini.
“Masyarakat mengharapkan kepada DPRD Dan Pemkab Halbar dapat segera memproteksi hal ini. Karena banyak warga yang berprofesi sebagai petani kelapa. Jadi Pemerintah Daerah tidak harus diam Terkait Problem ini,” tutupnya. (adb)