Meilani Bet, bayi berusia 1,5 tahun yang menderita kelainan jantung dan gizi buruk, kini menjadi perhatian publik. Karena keterbatasan orang tuanya, anak asal Desa Lako Akediri Kecamatan Sahu itu hanya bisa dirawat di RSUD Jailolo.
Meilani sejatinya telah ditangani Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat sejak 26 September oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama petugas gizi Puskesmas Sahu. Saat itu Melilani diperiksa di rumah orang tuanya. Dari hasil pemeriksaan awal, Dinkes dan petugas gizi Puskesmas Sahu meminta agar Meilani dibawa ke Panti Pemulihan Gizi (Theraupetic Feeding Center) di Puskesmas Kota Jailolo.
Setelah mendapat persetujuan awal dari orang tua Meilani, pada 27 September Meilani dibawa Panti Pemulihan Gizi, lalu kemudian dirawat selama empat hari. Pada hari kelima, tepatnya di 1 Oktober, Meilani dirujuk ke RSUD Jailolo untuk dirawat di Polo Spesialis Anak dengan diagnosa Gizi Buruk, Cerebral Palsy, Bronhits, Kelainan Sptum dan Anima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun karena kesehatan tidak juga membaik, akhirnya Meilani kemudian dirujuk ke Ternate. Namun, karena belum memiliki fasilitas yang memadai, pihak RSUD Chasan Boesoeri Ternate merujuk Meilani ke Manado. Sayangnya, karena keterbatasan biaya, Meilani justru dikembalikan ke Jailolo untuk dirawat kembali di RSUD setempat.
[artikel number=3, tag=”halbar” ]
Kini, bersama dengan satu bayi lainnya yang juga menderita gizi buruk, Zahra Sabari (2 tahun) asal Desa Moiso Kecamatan Jailolo Selatan, keduanya sudah ditangani tim dokter yang akan merujuknya ke Jakarta untuk menjalani operasi.
“Sambil menunggu diagnosis untuk dirujuk ke Jakarta, kedua pasien ini diberikan obat pemulihan hormon pertumbuhan masih menunggu pesanan dari Manado,” kata Asisten I Setda Pemkab Halbar, Vence Maluwere, Jumat (23/11/2018) siang.
Banyak pihak tentunya berharap penanganan atas derita dua bayi ini segera dilakukan. Salah satunya dari pemuda Pancasila Kabupaten Halbar. “Bupati Halbar harus segera ambil langkah atau turun tangan membantu keluarga pasien. Jangan sampai penderita ini jadi objek eksploitasi kepentingan bagi pihak-pihak tertentu,” ucap Ketua Pemuda Pancasila Halbar, Sudirman Yunus. (adb/red)