Tobelo, Haliyora.com
Semakin tidak menentunya harga jual kopra di pasaran akhir-akhir ini membuat petani kelapa menjadi gelisah. Mengantisipasi terus merosotnya harga kopra, pemerintah daerah dan DPRD diminta untuk mengambil langkah-langkah kongkrit.
Kondisi ini membuat salah satu elemen pemuda di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) yakni GP Ansor angkat bicara dan mempertanyakan terhadap kinerja Pemda Dan DPRD daerah tersebut. Pasalnya sejauh ini tidak terlihat serius untuk menyelesaikan persoalan harga kopra di daerahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD kiranya dapat agar duduk bersama untuk mencari solusi terkait harga Kopra yang semakin hari tak menentu ini. Jangan buat petani terus gelisah,” kata Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Halmahera Utara (Halut), Sofyan Lajame pada Haliyora.com di Tobelo, Senin (22/10/2018) siang.
Dilaporkan saat ini harga kopra saat ini hanya bertahan pada harga Rp. 4000 per kilogram, dari harga sebelumnya sebesar Rp 8.000. Bisa jadi, harga ini akan terus “terjun” lebih parah lagi.
[artikel number=3, tag=”halut,pemerintahan,ekonomi” ]
80 persen keseharian warga di Halut hanya bergantung pada kelapa. Karena kondisi harga kopra menyebabkan masyarakat utamanya petani kelapa kian terpuruk untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari baik dari sisi ekonomi maupun pendidikan
Sofyan Lajame
Sekretaris GP Ansor Halut
Hal lainnya, Sofyan juga menilai Perusahan Daerah (Perusda) terkesan tak berfungsi. “Apa fungsi dari perusda untuk dibentuk bila persoalan vital di masyarakat juga tak direspon mereka (Perusda),” tutur Sofyan.
Senada, salah satu petani kelapa, Muhlis Rowo asal Desa Gorua Utara meminta agar Pemda dan DPRD Halut dapat mencari Solusi. “Agar kami, petani kelapa khususnya penghasil kopra tidak lagi gelisah dengan adanya harga sekarang yang makin turun,” ujarnya. (agus)