Mahasiswa Wasile Tolak Kehadiran Perusahaan Kelapa Sawit

- Editor

Senin, 15 Oktober 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ternate, Haliyora.com

Persatuan Mahasiswa Kristen Wasile Kota Ternate, (PMKW-KT), menggelar aksi unjuk rasa. Mereka menolak kehadiran PT DG, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan khususnya kelapa sawit untuk tidak beroperasi di Halmahera Timur (Haltim), Senin (15/10/2018) siang.

Dengan melakukan long march mengambil rute aksi pantai Falajawa, Kantor Walikota, Pasar Barito, RRI, dan Gamalama yang berada di pusat Kota Ternate mereka menolak rencana masuknya PT DG ke Kecamatan Wasile selatan, Kabupaten Haltim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam orasinya, pengunjuk rasa menyesalkan sikap pemerintah kabupaten Haltim melalui Bupati yang yang menerbitkan SK Nomor 88.45/147/525.26/2007 untuk pemberian izin pengelolaah diatas lahan seluas 7.797 hektar pada tahap pertama dan 19 ribu hektar pada tahap kedua.

BACA JUGA  Penuhi Panggilan Kejati Malut Soal Kasus BTT Sula, Front Marhaenis Beberkan Ini 

“Padahal lahan eksplorasi perusahaan berada di lahan produksi masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, sehingga akan berdampak pada perekonomian rumah tangga,” kata koordinator aksi, Eben Toujoung dalam orasinya.

[artikel number=3, tag=gamalama,psu,haltim,mahasiswa,unjras,wasile ]

Perusahaan tersebut, dinilai pengunjuk rasa lokasinya hanya berjarak hanya tujuh meter dari pemukiman warga. “Yakni desa Yawal, Tanure, Loleba, Waijoi, Jikomoi, Menamin. Saat ini langkah Pemkab tersebut mulai meresahkan masyarakat desa,” ungkapnya.

BACA JUGA  Kadis PUPR Pulau Taliabu Supraydo Akhirnya Penuhi Panggilan Jaksa Setelah Dua Kali Mangkir

Kehadiran perusahaan kelapa sawit, bagi mereka, akan lebih banyak menimbulkan dampak negatif yakni mengakibatkan gundulnya hutan akibat penggusuran, mengancam tanaman lokal yang berada disekitarnya. “Termasuk mempengaruhi budaya masyarakat, memicu konflik antara masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan perusahaan, maupun masyarakat dengan pemerintah daerah setempat,” sesalnya.

Eben sapaan akrabnya juga menyesalkan perusahaan yang hendak dioperasikan di atas lahan rakyat, diambil dengan cara-cara yang represif. “Dalam waktu dekat kami akan mengkonsolidasi pada seluruh elemen gerakan yang ada di Maluku Utara untuk menggelar aksi lanjutan,” pungkasnya. (ogan)

Berita Terkait

Ditresnarkoba Polda Malut Tangani Puluhan Kasus Narkoba, Tertinggi Kota Ternate
Hasil Evaluasi GO, Seluruh Polres di Maluku Utara Dapat Rapor Merah
Dukung Langkah KPK RI Dalami Kasus TPPU, PH AGK Minta Jerat Pemberi dan Penikmat Suap
Soal Status Tersangka Gugur, PH AGK Pertanyakan Kepastian Aset yang Disita
Polres Halteng Selidiki Dugaan Galian C Ilegal di Nusliko
Kasus TPPU AGK Berlanjut, Ini Penjelasan Jubir KPK
Status Tersangka AGK Gugur, Penyidik Masih Dalami Tindak Lanjut Kasus TPPU
Realisasi BOK 9 Puskesmas di Taliabu tak Jelas, Komisi I Dorong Bentuk Pokja Pengawasan
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 19:12 WIT

Ditresnarkoba Polda Malut Tangani Puluhan Kasus Narkoba, Tertinggi Kota Ternate

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:56 WIT

Hasil Evaluasi GO, Seluruh Polres di Maluku Utara Dapat Rapor Merah

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:14 WIT

Dukung Langkah KPK RI Dalami Kasus TPPU, PH AGK Minta Jerat Pemberi dan Penikmat Suap

Rabu, 14 Mei 2025 - 17:00 WIT

Soal Status Tersangka Gugur, PH AGK Pertanyakan Kepastian Aset yang Disita

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:59 WIT

Polres Halteng Selidiki Dugaan Galian C Ilegal di Nusliko

Berita Terbaru

Area parkir motor di depan Pasar Higienis Ternate kini berubah fungsi menjadi lokasi berjualan oleh sejumlah pedagang kaki lima

Ekonomi

Warga Ternate Resah Pasar Higienis jadi Semrawut

Kamis, 15 Mei 2025 - 19:05 WIT

error: Konten diproteksi !!